Ada orang yang sudah lama mencari pekerjaan
tapi belum mendapatkannya juga. Ada orang yang sudah bekerja lama tapi tidak
nyaman dengan pekerjaannya. Ada orang yang sudah keluar dari pekerjaannya lalu
dengan gampangnya memulai bisnis karena sokongan orang tua atau keluarganya. Ada orang yang masih
bekerja tapi masih mencari pekerjaan yang cocok dengannya diluaran sana.
Coba bayangkan ketika sudah berumah tangga,
suami mencoba berdagang bersama kakaknya dengan penghasilan tak seberapa. Si istri bekerja dengan gaji
diatas UMR tapi selalu merasa tak nyaman. Banyak hal yang membuat si istri
tidak nyaman dengan pekerjaannya sekarang ini. Yang pertama karena jarak dengan
domisili sekarang terlalu jauh, yang kedua biaya transportasi yang cukup besar,
yang ketiga rumah selalu seperti kapal pecah ketika istri pulang ke rumah,
keempat suami jarang menafkahi istri selayaknya suami yang memberikan pakaian
makanan minuman dan lainnya, kelima karena beberapa staff senior memberikan
pekerjaan yang tak sesuai jobdesk si istri.
Ketika menyewa sebuah kios join dengan kakanya
patungan uang sebesar 10 juta, tapi tak membuahkan hasil. Kios di pasar sepi, uang
10jt melayang. Tapi sampai saat ini uang itu tak kunjung balik ke suami atau
istri. Maklum itu adalah uang hasil dari amlop ketika resepsi pernikahan dulu. Perasaan
si istri jadi rada kesel. hahahha
Si istri memeberi ide untuk melebarkan bisnis
ayamnya. Tapi ketika si istri memberikan suatu ide yang menurut suami sudah
banyak yang jual. Si suami selalu pesimis, “susah, itu udah bayak yang jual”. Jawaban
sang suami membuat si istri kesal karena jawabannya selalu seperti itu. SAKAREPMU
Si istri merasa terbebani dengan jalan hidup
rumah tangga yang seperti ini. Tapi si istri masih bersyukur karena belum
diberi momongan oleh sang pencipta. Tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya
seorang istri harus menjadi ibu rumah tangga dan pekerja juga.
Hargai istrimu, bantu (lebih tepatnya kewajiban
bersama) membersihkan rumah dan lainnya. Bersama sama dalam hal apapun, nyuci,
gosok, masak, cari uang, dan lainnya.
Belum lagi jika si suami sholatnya masih
bolong. Sudah sangat sering di beri wejangan, nasehat dan lainnya. Bahwa itu
adalah kewajiban. Tapi NIHIL
Oh iya beberapa kali si istri menganjurkan
untuk mengikuti pelatihan atau kursus untuk mendaptkan skill baru, tapi
jawabannya “Males sebenernya kerja klo kontrak dan jauh dari rumah.”. terus si
istri menjawab, “kalo gaji 2 digit mau?”, suamipun menjawab lagi “2 digit kan
ada konsekuensi dan tanggung jawab yg gede juga, Maunya sih usaha terus”.
Huft
Sudahlah, dari situ si istri males banget buat
menyarankan ina itunya lagi. Intinya dia sudah tidak mau kerja sama orang. Mending
usaha saja dengan pengahasilan kecil, tapi bisa jadi boss, gak diperintah orang
lain, kan ada istri yag gajinya lebih besar. Apa apa kebutuhan rumah tangga kan ada
istri. HILIIIIIIIIIIH.
Tak ada yang patut untuk disalahkan melainkan
diri sendiri. Akhirnya si istri menyesal sendiri dengan stress di kepalanya.